MAKALAH TENTANG MANUSIA
DAN KEBUDAYAAN
DISUSUN OLEH :
NAMA : AHMAD FATIHUR RIZQI
KELAS : 1TA02
NPM : 10315001
PROGAM
STUDI :
TEKNIK SIPIL
ILMU BUDAYA DASAR
FAKULTAS TEKNIK & PERENCANAAN
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kepada Allah swt. atas limpahan rahmat, hidayah serta inayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tanpa suatu halangan yang
berarti. Tidak lupa sholawat serta salam tetap
tercurahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW.
Adapun
tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul manusia dan kebudayaan ini adalah sebagai pemenuhan tugas yang diberikan demi tercapainya
tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.
Tidak lupa
ucapan terimakasih kami tujukan kepada pihak-pihak yang turut mendukung
terselesaikannya makalah ini,
Kami
menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik selanjutnya. Dan semoga
dengan hadirnya makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca sekalian.
Hormat kami,
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................... i
Kata Pengantar...................................................................ii
Daftar Isi.......................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................1
1.2 Rumusan
Masalah……………………………………………………….2
1.3 Tujuan Masalah………………………………………………………....2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Manusia………………………………………………………………….……3
2.2 Hakekat
Manusia………………………………………………........4
2.3 Kepribadian Bangsa Timur……………………………………..6
2.4 Pengertian Kebudayaan…………………………………………..7
2.5 Unsur-unsur Kebudayaan……………………………………….8
2.6 Wujud Kebudayaan………………………………………………….9
2.7 Orientasi
Nilai Budaya………………………………………….10
2.8 Perubahan
Kebudayaan…………………………………………12
2.9 Kaitan Manusia
dan Kebudayaan…………………………14
BAB III PENUTUP………………………………………………16
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia dan kebudayaan adalah satu hal yang tidak dapat
dipisahkan karena dimana manusia itu hidup dan menetap pasti manusia akan hidup
sesuai dengan kebudayaan yang ada di daerah yang di tinggalinya. Sedangkan
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan
istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia
diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti “manusia yang
tahu”), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan
tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang
bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan
ketuhanan atau makhluk hidupSelain itu manusia merupakan makhluk sosial yang
berinteraksi satu sama lain dan melakukan suatu kebiasaan-kebiasaan tertentu
yang pada akhirnya menjadi budaya yang biasa mereka lakukan. Kebudayaan adalah
produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata
lain, kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan manusia dapat
hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup
manakala ada manusia sebagai pendudukungnya dan kebudayaan mempunyai kegunaan
yang sangat besar bagi manusia di dalam kehidupannya.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana kita dapat menjelaskan unsur-unsur yang membangun
manusia?
2.
Bagaimana kita dapat menjelaskan dan membedakan hakekat
manusiaw?
3.
Bagaimana kita dapat menjelaskan kepribadian dari bangsa timur?
4.
Apa pengertian dari kebudayaan?
5.
Apa saja unsur-unsur dari kebudayaan itu?
6.
Bagaimana kita dapat menyebutkan 3 wujud kebudayaan berdasarkan
dimensinya?
7.
Bagaimana kita dapat menggunakan 5 masalah pokok kehidupan
manusia?
8.
Bagaimana perubahan kebudayaan itu bisa terjadi berdasarkan
faktor yang mempengaruhi?
9.
Apa saja penyebab terjadinya perubahan budaya
10. Bagaimana kita
dapat menjelaskan kaitan antara manusia
dengan kebudayaan?
1.3 Tujuan Masalah
Tujuan dari karya ilmiah ini adalah bagaimana mahasiswa dapat
memahami berbagai kebudayaan kenyataan yang diwujudkan oleh kebudayaan dan
dapat menjelaskan hubungan antara manusia dan kebudayaan , mengetahui hakekat
manusia, mengetahui semua unsur-unsur kebudayaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Manusia
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang
tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan
yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya
secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari
kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Namun siapakah manusia itu sebenarnya? Manusia di dunia ini
memegang peranan yang unik dan dapat di pandang dalam beberapa segi. Misalnya,
manusia di pandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk
jaringan-jaringan system (ilmu kimia). Manusia merupakan makhluk biologis yang
tergolong dalam golongan mamalia (ilmu biologi). Manusia sebagai makhluk social
yang tidak dapat berdiri sendiri (ilmu sosiologi) dan lain sebagainya.
Dari beberapa definisi di atas, tentu membuat kita sulit untuk
menjawab pertanyaan tentang manusia, oleh karena itu kita akan menerangkan
siapa itu manusia berdasarkan unsur-unsur yang membangunnya. Ada dua macam
pandangan yang akan menjadi acuan untuk menjelaskan unsur-unsur yang membangun
manusia.
- Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:
1.
Jasad : badan kasar manusia yang dapat kita lihat, raba bahkan
di foto dan menempati ruang dan waktu.
2.
Hayat : mengandung unsur hidup, yang di tandai dengan gerak.
3.
Ruh : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara
spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat
konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
4.
Nafs : dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran akan
diri sendiri.( Asy’arie, 1992 hal: 62-84).
- Manusia sebagai satu kepribadian yang mengandung tiga unsur, yaitu:
1.
Id, merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan
paling tidak tampak. Id merupakan energi psikis yang irrasional dan terkait
dengan sex yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran
(unconcius). Id diatur oleh kesenangan yang harus di penuhi,baik secara
langsung melalui pengalaman seksual atau tidak langsung melalui mimpi atau
khayalan.
2.
Ego, sering disebut “eksekutif” karena peranannya dalam
menghubungkan kepuasan Id dengan saluran sosial agar dapat di terima oleh
masyarakat. Ego diatur oleh prinsip realitas dan mulai berkembang pada anak
antara usia satu dan dua tahun.
3.
Super ego, merupakan struktur kepribadian terakhir yang muncul
kira-kira pada usia lima tahun. Super ego menunjukan pola aturan yang dalam
derajat tertentu menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman
terinternalisasi. (freud, dalam Brennan, 1991; hal 205-206).
2.2 Hakekat Manusia
Hakikat Manusia adalah makhluk yang kuat, ada juga yang menyebut
hakikat manusia adalah makhluk yang sempurna , ada juga yang menyebutnya
makhluk paling cerdas dari semua itu menunjukan bahwa hakikat manusia adalah
mahkluk yang positif. Manusia dengan segala sifat dan karakternya, diciptakan
dengan sebegitu sempurnanya.
Hakekat manusia adalah sebagai berikut :
1.
Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan
hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2.
Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab
atas tingkah laku intelektual dan sosial.
3.
Yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu
mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4.
Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus
berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
5.
Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya
dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat
dunia lebih baik untuk ditempati
6.
Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan
ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
7.
Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung
kemungkinan baik dan jahat.
8.
Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama
lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat
kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
Hakikat manusia sebagai mahluk yang kuat tentu karena manusia
dicipta dengan diberikan akal. Dengan akalnya manusia bisa
mengalahkan terbangnya burung yang terbang ke angkasa, dengan akalnya manusia
bisa berenang di dasar laut seperti ikan. Dibanding makhluk lainnya manusai
mempunyai kelebihan-kelebihan yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya.
Kelebihan manusia adalah kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang
bagaimanapun, baik didarat, dilaut, maupun diudara.
Sedangkan binatang bergerak diruang yang terbatas. Walaupun ada binatang
yang bergerak didarat dan dilaut, namun tetap saja mempunyai keterbatasan dan
tidak bisa melampaui manusia.
2.3 Kepribadian Bangsa Timur
Kepribadian Bangsa
Timur merupakan suatu karakter yang mencerminkan masyarakat yang menganut
budaya dari Timur (Asia & Timur-Tengah), yang menunjukkan ke-khasan dan
pola pikir dan kebiasaan yang terdapat di daerah Timur. Kepribadian bangsa
timur pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai sifat teposeliro atau
memiliki sifat toleransi yang tinggi. Dalam berdemokrasi bangsa timur
umumnya aktif dalam mengutarakan aspirasi rakyat. Seperti di negara Korea,
dalam berdemokrasi mereka duduk sambil memegang poster protes dan di negara
Thailand, mereka berdemokrasi dengan tertib dan damai.
Kepribadian bangsa timur juga identik dengan tutur kata yang
lemah lembut dan sopan dalam bergaul maupun dalam berpakaian. Terdapat ciri
khas dalam berbagai negara yang mencerminkan negara tersebut memiliki suatu
kepribadian yang unik. Misalnya masyarakat Indonesia khususnya daerah Jawa.
Sebagian besar mereka bertutur kata dengan lembut dan sopan. Dan terdapat
beberapa aturan atau larangan yang tidak boleh dilakukan menurut versi orang
dulu yang sebenarnya menurut orang Jawa itu suatu nasihat yang membangun.
Misalnya tidak boleh duduk di depan pintu. Hal tersebut merupakan ciri khas
kepribadian yang unik.
Bangsa timur juga memiliki kebudayaan yang masih kental dari
negara atau daerah masing-masing. Masih ada adat-adat atau upacara tertentu
yang masih dilaksanakan oleh bangsa timur. Misalnya bangsa Indonesia masih
banyak yang melaksanakan upacara-upacara adat dan tarian khas dari
masing-masing daerah. Contohnya daerah Bali yang masih melaksanakan tarian khas
daerahnya yaitu tarian pendet, kecak, tarian barong.
2.4 Pengertian Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari kata budh dalam
bahasa Sansekerta yang berarti akal, kemudian menjadi kata budhi (tunggal)
atau budhaya (majemuk), sehingga kebudayaan diartikan sebagai
hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa
kebudayaan berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal yang merupakan
unsure rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar
sebagai unsure jasmani sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal
dan ikhtiar manusia.
Kebudayaan, cultuur (bahasa
belanda), culture (bahasa inggris), tsaqafah (bahasa arab), berasal dari
perkataan latin “colere” yang artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan
dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini
berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktivitas manusia untuk
mengolah dan mengubah alam”.
Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan dan budaya
itu diartikan sama (Koentjaraningrat, 1980:195). Namun dalam IBD dibedakan
antara budaya dan kebudayaan, karena IBD berbicara tentang dunia idea tau
nilai, bukan hasil fisiknya. Secara sederhana pengertian kebudayaan dan budaya
dalam IBD mengacu pada pengertian sebagai berikut :
1.
Kebudayaan dalam arti luas, adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan
dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik
diri manusia dengan belajar.
2.
Kebudayaan dalam arti sempit dapat disebut dengan istilah budaya
atau sering disebut kultur yang mengandung pengertian keseluruhan sistem gagasan
dan tindakan.
Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia
adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan
zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk
mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya
guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib
dan damai.
Sedangkan Koentjaraningrat. Mengatakan bahwa kebudayaan berarti
keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar
serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
2.5 Unsur-unsur Kebudayaan
Menurut Kluckhohn ada tujuh unsur dalam kebudayaan universal,
yaitu system religi dan upacara keagamaan, system organisasi kemasyarakatan,
system pengetahuan, system mata pencaharian hidup, system tekhnologi dan
peralatan, bahasa, serta kesenian. Untuk lebih jelas, masing-masing diberi
uraian sebagai berikut.
1.
Sistem religi dan upacara keagamaan, merupakan produk
manusia sebagai homo religious. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan
perasaan luhur, tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain
yang Mahabesar yang dapat “menghitam-putihkan” kehidupannya. Oleh karena itu,
manusia takut sehingga menyembah-Nya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang
menjadi agama. Untuk membujuk kekuatan besar tersebut agar mau menuruti kamauan
manusia, dilakukan usaha yang diwujudkan dalam system religi dan upacara
keagamaan.
2.
Sistem organisasi kemasyarakatan, merupakan produk
dari manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah. Namun,
dengan akalnya manusia membentuk kekuatan dengan cara menyusun organisasi
kemasyarakatan yang merupakan tempat bekerja sama untuk mencapai tujuan
bersama, yaitu meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
3.
Sistem pengetahuan, merupakan produk dari manusia
sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri,
disamping itu dapat juga dari pemikiran orang lain. Kemampuan manusia untuk
mengingat apa yang telah diketahui, kemudian menyampaikannya kepada orang lain
melalui bahasa menyebabkan pengetahuan ini menyebar luas.
4.
Sistem mata pencaharian hidup, yang merupakan
produk dari manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan
manusia secara umum terus meningkat.
5.
Sistem teknologi dan peralatan, merupakan
produksi dari manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirannya yang
cerdas serta dibantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat,
manusia dapat menciptakan sekaligus mempergunakan suatu alat. Dengan alat-alat
ciptaannya itu, manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya daripada
binatang.
6.
Bahasa, merupakan produk dari manusia
sebagai homo longuens. Bahasa manusia pada mulanya diwujudkan dalam bentuk
tanda (kode), yang kemudian disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan, dan
akhirnya menjadi bahasa tulisan.
7.
Kesenian, merupakan hasil dari manusia
sebagai homo esteticus. Setelah manusia dapat mencukupi kebutuhan fisiknya maka
manusia perlu dan selalu mencari pemuas untuk memenuhi kebutuhan psikisnya.
2.6 Wujud Kebudayaan
Selain unsur kebudayaan, masalah lain yang juga penting dalam
kebudayaan adalah wujudnya. Pendapat umum mengatakan ada dua wujud kebudayaan.
Pertama, kebudayaan bendaniah (material) yang memiliki cirri dapat dilihat,
diraba, dan dirasa. Sehingga lebih konkret atau mudah dipahami. Kedua,
kebudayaan rohaniah (spiritual) yang memiliki ciri dapat dirasa saja. Oleh
karena itu, kebudayaan rohaniah bersifat lebih abstrak dan lebih sulit
dipahami.
- Wujud pertama adalah wujud ideal kebudayaan. Sifatnya abstrak, tak
dapat diraba dan difoto. Letaknya dalam alam pikiran manusia. Ide-ide dan
gagasan manusia ini banyak yang hidup dalam masyarakat dan member jiwa
kepada masyarakat. Gagasan-gagasan itu tidak terlepas satu sama lain
melainkan saling berkaitan menjadi suatu system, disebut system budaya
atau culture system, yang dalam bahasa Indonesia disebut adat istiadat.
- Wujud kedua adalah yang disebut system social, yaitu mengenai
tindakan berpola manusia itu sendiri. Sistem social ini bersifat konkrit
sehingga bias diobservasi, difoto dan didokumentir.
- Wujud ketiga adalah yang disebut kebudayaan fisik, yaitu seluruh
hasil fisik karya manusia dalam masyarakat. Sifatnya sangat konkrit berupa
benda-benda yang bias diraba, difoto dan dilihat. Ketiga wujud kebudayaan
tersebut di atas dalam kehidupan masyarakat tidak terpisah satu dengan
yang lainnya.
2.7 Orientasi Nilai Budaya
Kluckhohn dalam Pelly
(1994) mengemukakan bahwa nilai
budaya merupakan sebuah konsep beruanglingkup
luas yang hidup dalam alam fikiran sebahagian
besar warga suatu masyarakat, mengenai apa yang paling berharga dalam hidup.
Rangkaian konsep itu satu sama lain saling berkaitan dan merupakan sebuah
sistem nilai – nilai budaya.
Secara fungsional sistem nilai ini
mendorong individu untuk berperilaku seperti apa
yang ditentukan. Mereka percaya, bahwa
hanya dengan berperilaku seperti itu mereka akan berhasil (Kahl,
dalam Pelly:1994). Sistem nilai itu menjadi pedoman yang melekat erat secara
emosional pada diri seseorang atau sekumpulan orang,
Ada lima masalah pokok kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan
yang dapat ditemukan secara universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994)
kelima masalah pokok tersebut adalah:
(1) masalah hakekat hidup,
(2) hakekat kerja atau karya manusia,
(3) hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu,
(4) hakekat hubungan manusia dengan alam sekitar, dan
(5) hakekat dari hubungan manusia dengan manusia sesamanya.
- Masalah pertama, yaitu mengenai hakekat hidup
manusia.
Dalam banyak kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Budha misalnya,
menganggap hidup itu buruk dan menyedihkan. Oleh karena itu pola kehidupan
masyarakatnya berusaha untuk memadamkan hidup itu guna
mendapatkan nirwana, dan
mengenyampingkan segala tindakan
yang dapat menambah rangkaian hidup kembali (samsara)
(Koentjaraningrat, 1986:10). Pandangan seperti ini sangat
mempengaruhi wawasan dan makna kehidupan itu
secara keseluruhan. Sebaliknya banyak kebudayaan yang berpendapat bahwa
hidup itu baik. Tentu konsep – konsep kebudayaan yang berbeda ini
berpengaruh pula pada sikap dan wawasan mereka.
- Masalah kedua mengenai hakekat kerja atau karya dalam kehidupan. Ada kebudayaan yang
memandang bahwa kerja itu sebagai usaha untuk kelangsungan hidup (survive)
semata. Kelompok ini kurang tertarik kepada kerja keras. Akan tetapi ada
juga yang menganggap kerja untuk mendapatkan status, jabatan dan
kehormatan. Namun, ada yang berpendapat bahwa kerja untuk mempertinggi
prestasi. Mereka ini berorientasi kepada prestasi bukan kepada status.
- Masalah ketiga mengenai orientasi manusia terhadap waktu. Ada budaya yang memandang
penting masa lampau, tetapi ada yang melihat masa kini sebagai focus usaha
dalam perjuangannya. Sebaliknya ada yang jauh melihat kedepan. Pandangan
yang berbeda dalam dimensi waktu ini sangat mempengaruhi perencanaan hidup
masyarakatnya.
- Masalah keempat berkaitan
dengan kedudukan fungsional manusia terhadap alam. Ada yang percaya bahwa
alam itu dahsyat dan mengenai kehidupan manusia. Sebaliknya ada yang
menganggap alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk dikuasai
manusia. Akan tetapi, ada juga kebudayaan ingin mencari harmoni dan
keselarasan dengan alam. Cara pandang ini akan berpengaruh terhadap pola
aktivitas masyarakatnya.
- Masalah kelima menyangkut
hubungan antar manusia. Dalam banyak kebudayaan hubungan ini tampak
dalam bentuk orientasi berfikir, cara bermusyawarah, mengambil keputusan
dan bertindak. Kebudayaan yang menekankan hubungan horizontal (koleteral)
antar individu, cenderung untuk mementingkan hak azasi, kemerdekaan dan
kemandirian seperti terlihat dalam masyarakat – masyarakat eligaterian.
2.8 Perubahan Kebudayaan
Pengertian perubahan kebudayaan adalah suatu keadaan dalam
masyarakat yang terjadi karena ketidak sesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan
yang saling berbeda sehingga tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi
kehidupan. Masyarakat dan kebudayaan dimanapun selalu dalam keadaan berubah,
sekalipun masyarakat dan kebudayaan primitif yang terisolasi dari berbagai
hubungan dengan masyarakat lainnya. Gerak kebudayaan adalah gerak manusia yang
hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tadi. Gerak manusia
terjadi oleh karena ia mengadakan hubungan-hubungan dengan manusia lainnya.
Artinya karena terjadi hubungan antar kelompok manusia di dalam masyarakat.
Terjadinya gerak/perubahan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
1.
Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan
sendiri
2.
Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka
hidup. Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan
dengan masyarakat dan kebudayaan lain cenderung untuk berubah lebih cepat.
Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu
yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses
akulturasi. Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi selalu ada
kelompok-kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan
diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu
unsur kebudayaan baru diantaranya
1.
Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan
kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2.
Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu
kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama dan ajaran ini terjalin erat dalam
keseluruhan pranata yang ada, maka penerimaan unsur baru itu mengalami hambatan
dan harus disensor dulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan ajaran agama
yang berlaku.
3.
Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses
penerimaan kebudayaan baru.
4.
Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada
unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan
yang baru tersebut.
5.
Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang
terbatas dan dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat
yang bersangkutan.
2.9 Kaitan Manusia dan Kebudayaan
Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat
berkaitan satu sama lain. Manusia di alam dunia ini memegang peranan yang unik,
dan dapat dipandang dari berbagai segi. Dalam ilmu sosial manusia merupakan
makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap
kegiatan sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi). Manusia merupakan
makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosialofi), Makhluk yang selalu
ingin mempunyai kekuasaan (politik), makhluk yan g berbudaya dan lain
sebagainya.
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai
dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan
satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu
tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak
bahwa keduanya akhimya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat
kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan – peraturan
kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah
peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya harus patuh kepada peraturan
yang dibuatnya sendiri itu. Dan juga misalnya saya orang betawi walaupun saya
lahir di Bali tetapi tetap saja saya orang betawai ngikutin abah dan emak saya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari
kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu
sendiri.
Dialektika disini berasal dari dialog komunikasi sehari-hari.
Ada pendapat dilontarkan ke hadapan publik. Kemudian muncul tentangan terhadap
pendapat tersebut. Kedua posisi yang saling bertentangan ini didamaikan dengan
sebuah pendapat yang lebih lengkap. Dari fenomen dialog ini dapat dilihat tiga
tahap yakni tesis, antitesis dan sintesis. Tesis disini dimaksudkan sebagai
pendapat awal tersebut. Antitesis yakni lawan atau oposisinya. Sedangkan
Sintesis merupakan pendamaian dari keduanya baik tesis dan antitesis. Dalam
sintesis ini terjadi peniadaan dan pembatalan baik itu tesis dan antitesis.
Keduanya menjadi tidak berlaku lagi. Dapat dikatakan pula, kedua hal tersebut
disimpan dan diangkat ke taraf yang lebih tinggi. Tentunya kebenaran baik dalam
tesis dan antitesis masih dipertahankan. Dalam kacamata Hegel, proses ini
disebut sebagai aufgehoben.
Dialektika sendiri sudah dikenal dalam pemikiran Fichte. Bagi
Fichte, seluruh isi dunia adalah sama dengan isi kesadaran Dalam sistem
filsafatnya, Hegel menyempurnakan Fichte. Hegel memperdalam pengertian
sintesis. Di dalam sintesis baik tesis maupun antitesis bukan dibatasi
(seperti pandangan Fichte), melainkan aufgehoben. Kata Jerman ini
mengandung tiga arti, yaitu: a) mengesampingkan, b) merawat, menyimpan, jadi tidak
ditiadakan, melainkan dirawat dalam suatu kesatuan yang lebih tinggi dan
dipelihara, c) ditempatkan pada dataran yang lebih tinggi, dimana keduanya
(tesis dan antitesis) tidak lagi berfungsi sebagai lawan yang saling
mengucilkan.
3 Tahap Proses Dialektis
Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
1.
Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan
dirinya dengan membangun dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi
kenyataan buatan manusia
2.
Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas
obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan
dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan
mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
3.
Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali
oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakamya sendiri
agar dia dapat hidup dengan .baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang
dibentuk oleh masyarakat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang
tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan
yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya
secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari
kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Ada dua macam pandangan yang akan menjadi acuan untuk
menjelaskan unsur-unsur yang membangun manusia.
- Manusia terdiri dari empat unsur yang saling
terkait, yaitu:
1.
Jasad : badan kasar manusia yang dapat kita lihat, raba bahkan
di foto dan menempati ruang dan waktu.
2.
Hayat : mengandung unsur hidup, yang di tandai dengan gerak.
3.
Ruh : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara
spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat
konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
4.
Nafs : dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran akan
diri sendiri.( Asy’arie, 1992 hal: 62-84).
- Manusia sebagai satu kepribadian yang mengandung tiga unsur,
yaitu:
1.
Id, merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan
paling tidak tampak. Id merupakan energi psikis yang irrasional dan terkait
dengan sex yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran
(unconcius). Id diatur oleh kesenangan yang harus di penuhi,baik secara
langsung melalui pengalaman seksual atau tidak langsung melalui mimpi atau
khayalan.
2.
Ego, sering disebut “eksekutif” karena peranannya dalam
menghubungkan kepuasan Id dengan saluran sosial agar dapat di terima oleh
masyarakat. Ego diatur oleh prinsip realitas dan mulai berkembang pada anak
antara usia satu dan dua tahun.
3.
Super ego, merupakan struktur kepribadian terakhir yang muncul
kira-kira pada usia lima tahun. Super ego menunjukan pola aturan yang dalam
derajat tertentu menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman
terinternalisasi. (freud, dalam Brennan, 1991; hal 205-206).
Dalam kehidupan manusia mempunyai hakekatnya. Hakekat manusia
adalah sebagai berikut :
1.
Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan
hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2.
Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab
atas tingkah laku intelektual dan sosial.
3.
Yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu
mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4.
Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus
berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
5.
Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya
dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat
dunia lebih baik untuk ditempati
6.
Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan
ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
7.
Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung
kemungkinan baik dan jahat.
8.
Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama
lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat
kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
Dari setiap kebudayaan yang ada
manusia mempunyai kepribadian masing-masing contohnya kepribadian budaya timur.
Kepribadian Bangsa Timur merupakan suatu karakter yang mencerminkan masyarakat
yang menganut budaya dari Timur (Asia & Timur-Tengah), yang menunjukkan
ke-khasan dan pola pikir dan kebiasaan yang terdapat di daerah
Timur. Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan kepribadian yang
mempunyai sifat teposeliro atau memiliki sifat toleransi yang
tinggi. Dalam berdemokrasi bangsa timur umumnya aktif dalam mengutarakan
aspirasi rakyat.
Sedangkan pengertian kebudayaan itu
sendiri berasal dari kata budh dalam bahasa Sansekerta yang
berarti akal, kemudian menjadi kata budhi (tunggal) atau budhaya (majemuk),
sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada
pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan berasal dari kata budi dan daya.
Dalam kebudayaan ada unsur-unsurnya. Menurut Kluckhohn ada tujuh unsur dalam
kebudayaan universal, yaitu system religi dan upacara keagamaan, system
organisasi kemasyarakatan, system pengetahuan, system mata pencaharian hidup,
system tekhnologi dan peralatan, bahasa, serta kesenian. Selain unsur
kebudayaan, masalah lain yang juga penting dalam kebudayaan adalah wujudnya.
Pendapat umum mengatakan ada dua wujud kebudayaan. Pertama, kebudayaan
bendaniah (material) yang memiliki cirri dapat dilihat, diraba, dan dirasa.
Sehingga lebih konkret atau mudah dipahami. Kedua, kebudayaan rohaniah
(spiritual) yang memiliki ciri dapat dirasa saja. Oleh karena itu, kebudayaan
rohaniah bersifat lebih abstrak dan lebih sulit dipahami.
Kebudayaan juga mengalami perubahan, perubahan kebudayaan adalah
suatu keadaan dalam masyarakat yang terjadi karena ketidak sesuaian diantara
unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga tercapai keadaan yang tidak
serasi fungsinya bagi kehidupan. Masyarakat dan kebudayaan dimanapun selalu
dalam keadaan berubah, sekalipun masyarakat dan kebudayaan primitif yang
terisolasi dari berbagai hubungan dengan masyarakat lainnya. Ada lima masalah
pokok kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan yang dapat ditemukan secara
universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima masalah pokok tersebut
adalah:
(1) masalah hakekat hidup,
(2) hakekat kerja atau karya manusia,
(3) hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu,
(4) hakekat hubungan manusia dengan alam sekitar, dan
(5) hakekat dari hubungan manusia dengan manusia sesamanya.
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai
dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan
satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu
tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak
bahwa keduanya akhimya merupakan satu kesatuan. Dalam kebudayaan juga ada yang
disebut dengan dialektis. Dialektika disini berasal dari dialog komunikasi
sehari-hari. Ada 3 proses dalam dialektis. Proses dialektis ini tercipta
melalui tiga tahap yaitu :
1.
Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya
dengan membangun dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi
kenyataan buatan manusia
2.
Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas
obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan
dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan
mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
3.
Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali
oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakamya sendiri
agar dia dapat hidup dengan .baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang
dibentuk oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
mana nih 1 TA 02
BalasHapusSangat bermanfaat!
BalasHapusSangat bermanfaat sekali
BalasHapusSangat mendidik.
BalasHapus